Pengalaman Tak Terlupakan Mendaki Gunung Lawu



Walaupun bukan yang pertama kali, mungkin kali ini adalah pengalaman pendakian yang tidak pernah akan terlupakan. Ya, pendakian menuju ke Gunung Lawu yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini tidak akan mungkin pernah terlupakan.



Bukan karena mendaki dengan seseorang yang spesial, tetapi karena perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan karena kaki teman saya sakit dan kami harus berjalan sangat pelan untuk bisa sampai kembali ke Basecamp Cemoro Sewu. Teman saya bukan pertama kali juga mendaki gunung, dia juga pernah mendaki Gunung Lawu beberapa kali. Namun namanya musibah bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Mau tidak mau selama berjalan turun saya harus dengan sabar menuntun dia walaupun sudah sama-sama lelah.


Gunung Lawu mempunyai puncak bernama Hargo Dumilah yang mempunyai ketinggian mencapai 3.265 mdpl. Dari Basecamp Cemoro Sewu yang masuk dalam wilayah Kabupaten Magetan menuju ke Puncak Hargo Dumilah terdapat 5 pos pemberhentian dengan berbagai jenis jalur yang harus dilewati. Tapi buat saya, jalur yang paling terberat adalah jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 dan jalur Pos 3 menuju jalur ke Pos 4.



Jalur Pos 1 menuju ke Pos 2 sangat panjang dan melelahkan seperti tak berujung karena harus melewati jalanan batu dengan beberapa tanjakan yang cukup tajam dan tinggi. Ada ketakutan kami tersesat karena sampai sebegitunya lamanya berjalan kami tak kunjung juga segera menemukan Pos 3. Pun tidak ada pendaki lain yang muncul untuk meyakinkan kami bahwa kami memang tidak melewati jalur yang salah. Setelah ada rombongan pendaki lain yang lewat, akhirnya kami yakin bahwa kita tidak mengambil jalur yang salah. Walaupun tidak sepanjang seperti jalur dari Pos 1 menuju ke Pos 2, jalur dari Pos 3 menuju ke Pos 4 menurut saya juga cukup melelahkan. Jalur yang harus dilewati menanjak cukup tinggi.



Ada suatu yang unik yang membedakan Gunung Lawu dengan beberapa gunung lainnya, di Pos 1, Pos 2, dan Pos 5 terdapat warung yang dikelola oleh penduduk yang tinggal di kaki Gunung Lawu. Kata ibu pemilik warungnya, mereka akan naik ke pada hari Kamis pagi dan akan kembali turun ke kampung pada Minggu sore. Mereka bisa mencapai Pos 5 cukup dengan 4 saja. Sementara saya membutuhkan waktu lebih dari 9 jam. :D


Tapi perjalanan melelahkan tersebut bisa terbayarkan dengan keindahan pemandangan indah ciptaan Tuhan. Namun sayangnya, keindahan tersebut harus berkurang karena sampah yang bertumpuk dan bisa ditemukan disepanjang jalur pendakian. Mulai dari bungkus salonpas sampai dengan botol-botol minum yang dibuang begitu saja. Tidak jarang pula botol-botol minum tersebut diisi dengan air kencing. Belum lagi coretan-coretan tangan usil yang bisa ditemukan dimana-mana. :(


2 comments:

  1. Jadi teringat pendakian saya ke lawu, malam-malam nyate daging di warung mbok yem setelah kena badai dari pos 3-5.

    Salam kenal mas, jika berkenan mampir juga ya.

    www.lajurpejalan.com

    ReplyDelete
  2. keren gan pengalamannya, kapan kapan ane juga mau nyoba naik lawu lah. nice info

    ReplyDelete